Buat yang
awam dengan fitur ini akan menganggap sepele tentang manfaat dan seberapa
penting sistem pengereman ini ada pada kendaraan anda., padahal hal ini sangat
berkaitan dengan kenyamanan saat melakukan pengereman. Sistem rem anti terkunci
atau yang biasa kita kenal sebagai anti-lock braking sistem (ABS) adalah sistem
pengereman pada mobil atau motor untuk menghentikan penguncian roda
ketika terjadi pengereman mendadak/keras. Beberapa motor yang mengadopsi
sitem pengereman ABS adalah Yamaha R25 ABS, dan Kawasaki Ninja
250 Fi.
Sistem ini diadopsi dari teknologi serupa di pesawat terbang. ABS bekerja apabila pada mobil atau motor terjadi pengereman keras sehingga salah sebagian atau semua roda berhenti sementara mobil masih melaju, hal ini bisa membuat kendaraan tidak terkendali sama sekali seperti meliuk ke kanan atau ke kiri dan kendaraan masih tetap melaju walaupun roda sudah berhenti berputar. Tentu saja sangat beresiko kecelakaan terutama di jalan licin dan kelokan.
Jika anda
belum mengerti akan manfaat dari Sistem pengereman ABS ini bisa melihat video
ini, dimana ada 2 motor yang diuji dengan penggunaan rem ABS dan Non ABS.
Fungsinya terlihat jelas ketika berhenti, berhenti sempurna atau tetap melaju
walaupun roda berhenti berputar :
Manfaat Rem
ABS
Sudah tahu kan dari video tsb perbedaan dari segi manfaatnya apa? Yuk mari kita menuju penjelasan berikutnya, Penyebab masih meluncurnya sebuah kendaraan setelah di rem bukan karena roda yang masih berputar, tapi bisa diakibatkan gaya sentrifugal. Semakin kencang pergerakan mobil maka semakin besar potensi gaya sentrifugal yang diterimanya ketika dilakukan pengentian mendadak. Pada mobil tanpa fitur ABS gaya sentrifugal yang besar bahkan mampu menyeret ban yang terkunci oleh rem.
Efek dari
gaya sentrifugal memang hanya melempar mobil lurus ke depan. Namun bisa
dibayangkan, bagaimana bila ketika gaya sentrifugal diterima mobil posisi roda
depan sedang dalam keadaan miring. Ya, mobil akan meluncur tak terkendali,
bahkan paling fatal mengakibatkan mobil terbalik.
Untuk mengurangi gaya sentrifugal itulah maka tercipta rem ABS. Namun jauh sebelum ABS ditemukan para pembalap telah menerapkan prinsif kerja rem ABS secara manual. Para pembalap biasanya melakukan pengereman dari kecepatan tinggi dengan cara menekan pedal rem secara bertahap, dalam reflek tinggi dan bobot tekanan yang berbeda-beda.
Untuk mengurangi gaya sentrifugal itulah maka tercipta rem ABS. Namun jauh sebelum ABS ditemukan para pembalap telah menerapkan prinsif kerja rem ABS secara manual. Para pembalap biasanya melakukan pengereman dari kecepatan tinggi dengan cara menekan pedal rem secara bertahap, dalam reflek tinggi dan bobot tekanan yang berbeda-beda.
Pengemudi
awam kerap memahami metode ini dengan melakukan tindakan “mengocok” rem. Namun
hampir sebagian besar dari mereka salah menerapkannya. Alhasil, tak ada manfaat
dari tindakannya itu.
Sebetulnya,
yang dilakukan pembalap tempo dulu (sebelum ditemukan ABS) sama dengan prinsip
sederhana kerja fitur ABS. ABS melakukan pengurangan laju secara gradual dengan
pengereman bertahap. Metode kerjanya dikontrol secara mekanis. Tujuannya, untuk
menghindari roda terkunci, sehingga potensi gaya sentrifugal yang akan
mendorong mobil ikut terkurangi.
Pada
mobil-mobil mahal, sistem ABS sudah dikontrol oleh teknologi komputer yang
cerdas. Beberapa mobil canggih bahkan bisa mengontrol besaran tekanan rem yang
dibutuhkan untuk masing-masing roda.
Namun
terkadang, tanpa di sadari, banyak pengendara mobil berfitur ABS masih
memperlakukan gaya pengereman “mengocok”. Tindakan ini sama sekali tidak
dibutuhkan. Sebaliknya bila hal ini dilakukan maka hanya akan membingungka
sensor ABS yang pada ujungnya mengurangi sensitifitas pengereman.
komponen
utama dari sistem pengereman ABS adalah :
1. Wheel Speed Sensor
Wheel Speed Sensor berfungsi untuk mendeteksi kecepatan roda dan mendeteksi terjadinya slip pada roda kendaraan yang nantinya data yang diterima diinformasikan ke ABS Control Modul.
Wheel speed sensor terdiri dari sensor dan rotor.
Di dalam sensor terdapat
magnet yang menghasilkan garis gaya magnet dan pada rotor terdapat roda gigi.
Saat rotor berputar roda gigi yang berputar memotong garis gaya magnet sehingga
menghasilkan gaya induksi elektromotif bolak-balik sesuai dengan kecepatan
rotor. Oleh sensor gaya induksi elektromotif bolak-balik ini dubah menjadi
sinyal gelombang sinus tegangan kemudian dikirimkan ke ABS Control Modul.
2. ABS
Control ModulABS Control Modul adalah unit yang memproses semua sensor untuk mengendalikan
kerja sistem rem ABS dengan cara mengatur kerja setiap solenoid yang ada
didalam hidrolik unit.
Selain fungsi tersebut ABS Control Modul sebagai:
- Fungsi Self Diagnosis, adalah
fungsi untuk mendiagnosa sistem dan komponen rem pada berbagai kondisi dan
hasilnya diinformasikan dalam DTC dengan penyalaan lampu peringatan ABS.
- Fungsi Fail-Safe, adalah fungsi
keamanan dimana jika terjadi masalah pada fungsi ABS, maka sistem ABS akan
off dan sistem rem akan kembali pada sistem rem konvensional (tanpa ABS).
- Sirkuit Pembentuk Gelombang,
merubah sinyal output dari wheel speed sensor berupa gelombang sinus
(analog) yang frekuensinya berubah-ubah berdasarkan perubahan kecepatan
roda menjadi sinyal pulsa (digital) sehingga dapat diproses oleh micro
komputer.
- Micro Computer Unit (MCU),
mendeteksi kecepatan roda, percepatan atau perlambatan kecepatan roda dan
kecepatan kendaraan sesuai dengan sinyal digital yang dikirim dari sirkuit
pembentuk gelombang sehingga kondisi slip kendaraan dapat dideteksi setiap
waktu: (1) Saat perlambatan kecepatan roda menurun drastis hingga dibawah
kecepatan yang ditentukan, MCU menentukan angka slip tinggi dan mengirim
sinyal untuk menahan atau mengurangi tekanan rem. (2) Sebaliknya saat
percepatan kecepatan roda meningkat hingga pada batas yang telah
ditentukan, MCU menentukan angka slip rendah mengirim sinyal untuk
menaikkan tekanan rem.
- Sirkuit Solenoid Control,
sirkuit ini menggunakan power transistor dan mengontrol arus yang mengalir
ke solenoid valve didalam hidrolik unit.
- Sirkuit Fail- safe, sirkuit ini
memonitor kerja dari sensor, solenoid dan ABS control modul. Bila terdapat
unit atau sistem yang tidak berfungsi sirkuit akan menghentikan kerja dari
semua solenoid dan motor, dan sistem rem akan berfungsi secara
konvensional, lampu peringatan ABS pada panel instrumen akan menyala.
3. Hidrolik
Unit (Actuator)
Hidrolik unit terdiri dari solenoid valve, pompa, reservoir, accumulator. Solenoid valve mengubah posisi anchor berdasarkan output dari ABS control modul.
Hidrolik unit terdiri dari solenoid valve, pompa, reservoir, accumulator. Solenoid valve mengubah posisi anchor berdasarkan output dari ABS control modul.
- Saat sirkuit penghasil tekanan
terbentuk, minyak rem dalam caliper/wheel cylinder mengalir menuju ke
reservoir dan tekanan rem menurun. Pompa mengalirkan minyak rem ke
accumulator dimana tersimpan minyak rem yang bertekanan tinggi, sebelum
dikembalikan ke master cylinder.
- Saat sirkuit penahan tekanan
terbentuk, saluran caliper terputus dan tekanan minyak dalam caliper
dijaga agar konsisten.
- Saat sirkuit peningkatan
terbentuk, minyak rem yang bertekanan tinggi pada accumulator diteruskan
ke caliper. Bila tekanan minyak rem dalam accumulator belum tinggi,
tekanan minyak rem dalam caliper sama dengan tekanan minyak rem pada
master cylinder.
Cara kerja
Rem ABS
Ketika sensornya mendeteksi ada roda mengunci, ia akan memerintahkan piston rem untuk melepaskan tekanan kembali ke titik normal , lalu mengeraskannya kembali begitu roda berputar. Proses itu berlangsung sangat cepat, bisa mencapai 15 kali/detik. Efeknya adalah mobil tetap dapat dikendalikan dan jarak pengereman makin efektif sehingga dapat mengurangi tingkat kecelakaan.
Ketika sensornya mendeteksi ada roda mengunci, ia akan memerintahkan piston rem untuk melepaskan tekanan kembali ke titik normal , lalu mengeraskannya kembali begitu roda berputar. Proses itu berlangsung sangat cepat, bisa mencapai 15 kali/detik. Efeknya adalah mobil tetap dapat dikendalikan dan jarak pengereman makin efektif sehingga dapat mengurangi tingkat kecelakaan.
Kelebihan
dari pada ABS (antilock braking system) lebih cepat melakukan pengereman dari
pada sistem biasa yang terdapat pada mobil dan lebih stabil apabila terjadi
suatu pengereman mendadak namun tidak membuat mobil kehilangan pengendalian
sebesar 5-30% dibandingkan dengan pengereman standar yang terdapat di mobil
yang umumnya menggunakan dua buah rem cakram dan dua buah tromol tekanan gas
yang di setting oleh pabrik.
Kelemahan
Rem ABS
Dari keunggulan diatas ada juga kelemahan dari fitur rem ABS yang perlu anda
perhatikan. Berikut ini adalah kelemahan fatal sistem pengreman ABS (Anti-lock
Braking System) berdasarkan pengalaman pribadi penulis saat menggunakan
beberapa mobil dengan sistem rem ABS demikian. Karenanya, tulisan ini bukan
kajian teoritis, melainkan sepenuhnya pengalaman pribadi.
Inti sistem
kerja rem ABS adalah mencegah rem terkunci saat pedal rem diinjak secara
mendadak dan dalam. Pengereman akan diatur secara mekanis oleh komputer agar
rem tetap bekerja optimal, tidak mengunci, sehingga mobil tidak terus meluncur
(lihat gambar di atas). Mirip teknik “mengocok” pada sistem rem biasa, namun
pada ABS kocokan diatur sangat cepat per sekian detik oleh sistem mekanis
komputer.
Kelemahan
fatal rem ABS yang penulis alami adalah ini: rem tidak pakem di jalan
berkerikil, atau kontur jalan tidak rata, atau saat rem basah terkena air.
Dalam tiga keadaan ini rem ABS tidak berkerja optimal. Mobil tetap juga
meluncur saat direm. Tidak enaknya saat direm mendadak disertai bunyi menggeruk
gruk! gruk! gruk!
Dahulu, saat
awal-awal menggunakan mobil dengan rem ABS, kukira remnya yang rusak karena
tidak pakem dan berbunyi menggeruk saat direm di permukaan jalan tak rata atau
saat rem basah. Kata mekanik bengkel resmi, remnya baik-baik saja, berfungsi
normal.
Tentu saja
keadaan demikian sangat mencemaskan (kadang bikin malu). Karena itu, jangan
sekali-kali melajukan kendaraan terlalu cepat—lebih dari 60 km/jam—ketika
melewati jalan berkerikil, berbatu, jalan tidak rata, jalan tanah, dan saat rem
basah terkena air hujan dll. Pasalnya, jika diperlukan ngerem mendadak, mobil
akan sulit dihentikan dengan optimal.
Biasa
terjadi saat mobil sedang melaju tiba-tiba keluar dari aspal. Nah,
hati-hatilah. Rem ABS sulit bekerja optimal jika roda terkena permukaan yang
berkerikil, berbatu, tidak rata, tanah, atau dipermukaan tanah berumput. Yang
paling mengerikan saat roda keluar dari aspal sementara mobil sudah mendekati
jurang, karena rem ABS tidak bekerja optimal. Bisa-bisa masuk jurang.
Dengan
demikian, rem ABS hanya bekerja optimal di permukaan jalan yang rata (aspal).
Dalam keadaan ini rem ABS tidak ada duanya. Pakem dan sangat meyakinkan. Bikin
hati tenang.
Teknologi
kendaraan memang makin maju akan tetapi selalu ada kelebihan dan kekurangannya.
Mengetahui kekurangan sebuah teknologi akan membuat bijaksana saat
menggunakannya. Ingat nyawa, brosis.
No comments:
Post a Comment